Pertanyaan dari: Muhamad Adrian
Bagaimana seseorang bisa mengetahui jarak antarpalnet, bintang, galaksi, dll.
Alam semesta sangatlah luas, menghitung jarak benda-benda langitnya pastilah merupakan hal yang terkesan tidak mungkin dilakukan.
Ya memang, faktanya, para astronom tidak dapat mengetahui jarak benda-benda langit secara pasti. Tetapi bukan berarti mengetahui jaraknya adalah suatu hal yang mustahil. Para astronom, atau bahkan kita sendiri, bisa kok melakukan estimasi jarak benda-benda langit.
Para astronom telah mengembangkan beberapa teknik untuk mengukur jarak benda-benda langit yang sangat jauh secara tidak langsung. Pengukuran ini dapat dilakukan untuk mengetahui jarak bintang, planet, dan bahkan galaksi. Namun, dalam banyak kasus, metode-metode ini cukup rumit secara matematis dan melibatkan pemodelan komputer yang besar.
Salah satu metode yang sederhana adalah paralaks, yakni efek visual yang dihasilkan ketika seorang pengamat bergerak (atau berpindah tempat), benda-benda terdekat yang diamatinya juga akan tampak bergeser relatif terhadap benda-benda yang lebih jauh.
Untuk lebih memahami paralaks, coba luruskan tanganmu ke depan, lalu acungkan jempol. Tutup mata sebelah kiri dan amati jempol tersebut dengan mata kanan. Selepas itu, tutup mata kanan dan amatilah jempolmu dengan mata kiri. Nah, di sini, kamu akan melihat adanya "gerakan" berpindah pada jempol relatif terhadap benda-benda lain di latar belakang, bukan? Hal itu disebabkan oleh perubahan posisi pengamatanmu.
Saat Bumi mengorbit Matahari, para astronom menerapkan prinsip yang sama ini untuk menentukan jarak ke bintang-bintang terdekat. Sama seperti jempolmu, bintang-bintang yang berjarak lebih dekat dengan kita akan berpindah posisi relatif terhadap bintang-bintang yang berjarak lebih jauh.
Dengan mengukur sudut di mana bintang-bintang tampak bergerak sepanjang tahun, dan mengetahui seberapa jauh Bumi telah bergerak dalam orbitnya, para astronom dapat menggunakan rumus geometri sederhana yang kita pelajari di sekolah menengah untuk menghitung jarak bintang.
Nah, setelah para astronom mengetahui seberapa jauh jarak suatu bintang, maka selanjutnya bisa menghitung seberapa terang bintang tersebut. Ketika sudah mengetahui seberapa terang suatu jenis bintang, maka kita bisa mencari bintang serupa di galaksi lain dan mengukur kecerahannya yang tampak dari Bumi. Bila kecerahan tampak diketahui, jadilah kita bisa menghitung jarak sebuah galaksi.
Jadi, para astronom tidak hanya asal tebak saja berapa jarak sebuah galaksi. Mereka juga tidak perlu mengirimkan wahana antariksa ke galaksi lain untuk sekadar mengetahui jaraknya.
Saya membuat penjelasan ini terdengar sangat mudah, tetapi sebenarnya sangan sulit bagi para astronom untuk memastikan apakah mereka telah menemukan bintang yang mirip atau galaksi yang serupa dengan yang kecerahan dan jaraknya telah diketahui.
Bagaimana seseorang bisa mengetahui jarak antarpalnet, bintang, galaksi, dll.
Alam semesta sangatlah luas, menghitung jarak benda-benda langitnya pastilah merupakan hal yang terkesan tidak mungkin dilakukan.
Ya memang, faktanya, para astronom tidak dapat mengetahui jarak benda-benda langit secara pasti. Tetapi bukan berarti mengetahui jaraknya adalah suatu hal yang mustahil. Para astronom, atau bahkan kita sendiri, bisa kok melakukan estimasi jarak benda-benda langit.
Para astronom telah mengembangkan beberapa teknik untuk mengukur jarak benda-benda langit yang sangat jauh secara tidak langsung. Pengukuran ini dapat dilakukan untuk mengetahui jarak bintang, planet, dan bahkan galaksi. Namun, dalam banyak kasus, metode-metode ini cukup rumit secara matematis dan melibatkan pemodelan komputer yang besar.
Salah satu metode yang sederhana adalah paralaks, yakni efek visual yang dihasilkan ketika seorang pengamat bergerak (atau berpindah tempat), benda-benda terdekat yang diamatinya juga akan tampak bergeser relatif terhadap benda-benda yang lebih jauh.
Untuk lebih memahami paralaks, coba luruskan tanganmu ke depan, lalu acungkan jempol. Tutup mata sebelah kiri dan amati jempol tersebut dengan mata kanan. Selepas itu, tutup mata kanan dan amatilah jempolmu dengan mata kiri. Nah, di sini, kamu akan melihat adanya "gerakan" berpindah pada jempol relatif terhadap benda-benda lain di latar belakang, bukan? Hal itu disebabkan oleh perubahan posisi pengamatanmu.
Saat Bumi mengorbit Matahari, para astronom menerapkan prinsip yang sama ini untuk menentukan jarak ke bintang-bintang terdekat. Sama seperti jempolmu, bintang-bintang yang berjarak lebih dekat dengan kita akan berpindah posisi relatif terhadap bintang-bintang yang berjarak lebih jauh.
Dengan mengukur sudut di mana bintang-bintang tampak bergerak sepanjang tahun, dan mengetahui seberapa jauh Bumi telah bergerak dalam orbitnya, para astronom dapat menggunakan rumus geometri sederhana yang kita pelajari di sekolah menengah untuk menghitung jarak bintang.
Nah, setelah para astronom mengetahui seberapa jauh jarak suatu bintang, maka selanjutnya bisa menghitung seberapa terang bintang tersebut. Ketika sudah mengetahui seberapa terang suatu jenis bintang, maka kita bisa mencari bintang serupa di galaksi lain dan mengukur kecerahannya yang tampak dari Bumi. Bila kecerahan tampak diketahui, jadilah kita bisa menghitung jarak sebuah galaksi.
Jadi, para astronom tidak hanya asal tebak saja berapa jarak sebuah galaksi. Mereka juga tidak perlu mengirimkan wahana antariksa ke galaksi lain untuk sekadar mengetahui jaraknya.
Saya membuat penjelasan ini terdengar sangat mudah, tetapi sebenarnya sangan sulit bagi para astronom untuk memastikan apakah mereka telah menemukan bintang yang mirip atau galaksi yang serupa dengan yang kecerahan dan jaraknya telah diketahui.